Dalam era teknologi saat ini, menjadi seorang programmer yang mahir dalam satu bahasa pemrograman saja tidak lagi cukup untuk mencapai kesuksesan di dunia pengembangan perangkat lunak. Kebutuhan industri yang terus berkembang dan tuntutan proyek yang semakin kompleks membutuhkan kemampuan untuk menguasai beberapa bahasa pemrograman secara bersamaan. Kemampuan ini dikenal sebagai "polyglot programming" atau menjadi programmer polyglot
Menjadi Programmer Polyglot: Menguasai Beberapa Bahasa Pemrograman untuk Sukses yang Lebih Luar Biasa
Memanfaatkan GitHub Copilot dalam Pemrograman: Meningkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Buatan
Dalam dunia pemrograman yang terus berkembang, teknologi kecerdasan buatan (AI) telah memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan produktivitas pengembang perangkat lunak. Pada artikel sebelumnya telah dibahas secara singkat beberapa tools pemrograman yang memanfaatkan AI. Salah satu alat terbaru yang menggunakan kecerdasan buatan adalah GitHub Copilot. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana GitHub Copilot dapat memanfaatkan AI untuk membantu programmer dalam menulis kode, memberikan contoh penggunaan dalam beberapa bahasa pemrograman, dan memberikan arahan bagi programmer untuk memanfaatkan dengan bijaksana alat ini.
GitHub Copilot adalah sebuah extension yang dikembangkan oleh GitHub dan OpenAI. Menggunakan teknologi ChatGPT, GitHub Copilot mampu menghasilkan saran kode secara otomatis saat programmer sedang menulis kode. Alat ini menggunakan model bahasa yang dilatih dengan jutaan baris kode dari berbagai sumber untuk menghasilkan saran yang relevan dan akurat.
Salah satu keunggulan utama GitHub Copilot adalah kemampuannya untuk mendukung berbagai bahasa pemrograman. Alat ini telah dilatih menggunakan berbagai bahasa pemrograman populer seperti Python, JavaScript, Java, C++, dan masih banyak lagi. Ini memungkinkan pengembang untuk mendapatkan saran kode yang spesifik sesuai dengan bahasa pemrograman yang sedang mereka gunakan.
- Berikut ini adalah contoh penggunaan GitHub Copilot dalam beberapa bahasa pemrograman:Python:
pythondef calculate_average(numbers):
total = sum(numbers)
average = total / len(numbers)
return average
- JavaScript:
javascriptfunction capitalizeString(string) {
return string.charAt(0).toUpperCase() + string.slice(1);
}
- Java:
javapublic class HelloWorld {
public static void main(String[] args) {
System.out.println("Hello, World!");
}
}
Dalam penggunaan GitHub Copilot, penting bagi programmer untuk memahami bahwa alat ini hanyalah asisten. Meskipun dapat memberikan saran dan contoh kode yang baik, programmer tetap bertanggung jawab untuk memastikan kode yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan standar proyek yang sedang dikerjakan. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu mempelajari dan memahami kode sumber yang disarankan oleh GitHub Copilot sebelum mengimplementasikannya ke dalam proyek.
Adapun arahan bagi programmer yang menggunakan GitHub Copilot:
Pelajari dan Pahami Kode Sumber: Meskipun GitHub Copilot dapat memberikan kode yang lengkap, penting bagi programmer untuk memahami kode tersebut. Lakukan analisis dan verifikasi kode yang disarankan untuk memastikan kecocokan dengan kebutuhan proyek dan praktik pemrograman terbaik.
Gunakan dengan Bijaksana: Meskipun GitHub Copilot dapat mempercepat proses penulisan kode, ingatlah bahwa alat ini hanya memberikan saran dan tidak selalu menghasilkan solusi yang sempurna. Gunakan kebijaksanaan dalam memilih dan menerapkan saran yang diberikan oleh GitHub Copilot.
Teruslah Belajar: Teknologi pemrograman terus berkembang, dan GitHub Copilot merupakan salah satu contohnya. Jangan bergantung sepenuhnya pada alat ini, tetapi tetaplah belajar dan mengasah keterampilan pemrograman Anda. Perluas pengetahuan Anda tentang bahasa pemrograman, paradigma pemrograman, dan praktik terbaik dalam industri.
Dalam kesimpulannya, penggunaan GitHub Copilot dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi programmer dalam menulis kode. Dengan kemampuan AI yang cerdas, alat ini dapat memberikan saran kode yang relevan dalam berbagai bahasa pemrograman. Namun, penting bagi programmer untuk tetap mempelajari dan memahami kode yang disarankan, serta menggunakan GitHub Copilot dengan bijaksana. Dengan kombinasi keahlian manusia dan kecerdasan buatan, programmer dapat memanfaatkan GitHub Copilot sebagai asisten yang berharga dalam pengembangan perangkat lunak. Selengkapnya...
Meningkatkan Produktivitas dalam Pengembangan Perangkat Lunak dengan ChatGPT
Dalam dunia pemrograman, terus berkembangnya teknologi membawa kemudahan dan efisiensi dalam proses pengembangan perangkat lunak. Salah satu kemajuan terbaru adalah penggunaan ChatGPT dalam bentuk library dan framework yang dapat membantu kerja programmer. Artikel ini akan membahas beberapa contoh library dan framework yang memanfaatkan ChatGPT dan bagaimana penggunaannya dapat meningkatkan produktivitas dalam pengembangan perangkat lunak.
GitHub Copilot
Kite
Tabnine
DeepCode
CodeGuru
Memanfaatkan library dan framework yang memanfaatkan ChatGPT, seperti yang disebutkan di atas, dapat memberikan banyak manfaat dalam pengembangan perangkat lunak. Dengan saran, solusi, dan analisis yang cerdas, programmer dapat meningkatkan produktivitas, menghemat waktu, dan meningkatkan kualitas kode mereka. Penggunaan teknologi ini juga membuka peluang untuk eksplorasi lebih lanjut dalam pengembangan alat dan metode baru yang dapat mempercepat proses pengembangan perangkat lunak di masa depan.
Menggunakan ChatGPT untuk Menulis Kode
ChatGPT, sebuah model bahasa yang dikembangkan oleh OpenAI, telah menjadi alat yang berguna bagi pengembang perangkat lunak untuk menulis kode. Dalam artikel ini, kita akan melihat beberapa cara untuk menggunakan ChatGPT dalam proses pengembangan perangkat lunak.
Salah satu cara penggunaan ChatGPT adalah sebagai asisten yang membantu dalam menyelesaikan kode. Dalam pengembangan perangkat lunak, seringkali kita menghadapi masalah atau tantangan yang memerlukan solusi kode tertentu. Dengan menggunakan ChatGPT, kita dapat mengajukan pertanyaan atau menggambarkan masalah yang kita hadapi, dan model bahasa ini dapat memberikan saran atau bahkan menuliskan potongan kode yang relevan. Ini dapat membantu menghemat waktu dan usaha dalam mencari solusi.
Selain itu, ChatGPT juga dapat digunakan untuk membantu menjelaskan atau mengkomunikasikan konsep pemrograman kepada orang lain. Misalnya, jika kita perlu menjelaskan logika atau algoritma tertentu kepada kolega yang tidak begitu akrab dengan bahasa pemrograman yang digunakan, kita dapat menggunakan ChatGPT untuk memformulasikan penjelasan yang lebih mudah dipahami. Model ini dapat memecah konsep yang kompleks menjadi bahasa yang lebih sederhana dan terstruktur.
Namun, saat menggunakan ChatGPT dalam pengembangan perangkat lunak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, model ini merupakan model bahasa yang dilatih berdasarkan data sejarah, dan tidak memiliki pemahaman tentang spesifikasiperangkat lunak atau pemrograman yang mendalam. Oleh karena itu, penting untuk memverifikasi dan menguji ulang kode yang dihasilkan oleh ChatGPT sebelum diimplementasikan secara langsung ke dalam proyek.
Selain itu, penting juga untuk memahami bahwa ChatGPT hanya merupakan alat bantu, dan bukan pengganti bagi pengembang perangkat lunak. Model ini dapat memberikan saran dan membantu dalam menulis kode, tetapi tetap diperlukan keahlian dan penilaian manusia dalam mengambil keputusan akhir terkait dengan implementasi dan kualitas kode.
Dalam penggunaan ChatGPT, terus terang ada beberapa kendala dan batasan yang perlu diingat. Model ini mungkin tidak selalu menghasilkan solusi yang sempurna atau benar. Terkadang, jawaban atau kode yang dihasilkan mungkin tidak sesuai dengan harapan atau tidak optimal. Oleh karena itu, penting untuk tetap kritis dan menggunakan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan terkait kode yang dihasilkan oleh ChatGPT.
Dalam kesimpulannya, penggunaan ChatGPT dalam pengembangan perangkat lunak dapat menjadi alat yang berguna dalam membantu menulis kode, memberikan saran, dan menjelaskan konsep pemrograman. Namun, perlu diingat bahwa model ini tidak sempurna dan memerlukan kebijaksanaan manusia. Dengan memahami batasannya, pengembang perangkat lunak dapat memanfaatkan potensi ChatGPT untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam pekerjaan mereka.
Selengkapnya...
Dalam dunia pekerjaan, ada berbagai cara untuk menjadi tidak efektif. Berikut adalah beberapa perilaku yang sering terjadi pada beberapa programmer yang pernah saya kerjakan selama bertahun-tahun:
Saya tidak begitu yakin bagaimana seseorang bisa menjadi begitu sombong dengan pengalaman 3 tahun, tapi begitulah adanya.
Saya suka mengesankan orang dengan gelar pekerjaan saya. Siapa? Apa maksud Anda, tidak ada yang peduli.
Mungkin sebaiknya Anda menghabiskan lebih banyak waktu untuk bekerja dan sedikit waktu untuk memikirkan status Anda?
Namun, ada juga yang menggunakan kacamata tanpa alasan medis (ini benar-benar terjadi) dan berdiri di depan papan tulis saat panggilan video.
Saya akan lebih terkesan jika papan tulis Anda berisi lebih dari sekadar daftar poin. Artinya, saya tahu Anda tidak memahami arsitektur aplikasi secara keseluruhan. Papan tulis Anda seperti memberi make-up pada babi.
Eits.
Namun, ada juga yang menuliskan informasi menarik di papan tulis tersebut.
Apakah anggota tim saat ini tidak merasa keberatan dengan saran ini? Apa maksud Anda, kerjasama tim bisa terganggu?
Hanya hapus saja.
Oke, terserah.
Terkadang tidak perlu dilakukan dengan caranya, atau tidak dilakukan sama sekali.
Mungkin perlu memperkenalkan pemikiran "itu tergantung" dalam praktik pengembangan perangkat lunak Anda.
Pemrograman melibatkan manusia. Itu butuh waktu untuk berkembang.
Beberapa hari kemudian:
Bisakah Anda memperbaiki error ini?
Tebak saja. Perbaikan tidak segera datang.Kurangnya Rasa Ingin Tahu Tidak apa-apa jika Anda bekerja demi uang. Sampai batas tertentu, setiap pekerjaan adalah tentang penghasilan yang Anda dapatkan darinya. Namun, jika Anda benar-benar memiliki gairah dan mencintai pekerjaan Anda, itu berarti Anda bisa mendapatkan lebih banyak dari pekerjaan tersebut dan menjadi kolega yang lebih berharga.
Anda ingin pensiun di usia 40? Tidak begitu banyak. Mungkin itulah mengapa Anda tidak begitu tertarik untuk mencari tahu asal-usul bug tersebut setelah semua.
Tapi mengapa?
Jika Anda tidak menikmati pekerjaan Anda dan ingin meningkatkan diri dan proyek saat ini, mungkin sudah saatnya untuk mencari karier baru.
Artikel ini merupakan tinjauan yang santai tentang perilaku merusak berikut ini:
"Saya Seorang Insinyur Perangkat Lunak, Bukan Programmer"
Papan Tulis di Belakang
Menghapus Proyek Saat Ini
Michael Jackson (Hitam atau Putih)
Prinsip Peter, Jalan Menurun yang Lebih Cepat
Copy-Paste
Kurangnya Rasa Ingin Tahu
Apa sebenarnya yang dimaksud sender pada event handler
Perhatikan potongan kode event handler event OnClick event pada sebuah button (bernama "Button1"):
procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject) ; begin ... end;
Method Button1Click mempunyai parameter yang bertipe TObject yang disebut Sender. Setiap event handler, pada Delphi, minimal akan memiliki sebuah parameter bernama Sender. Ketika button di-click , event handler (Button1Click) untuk event OnClick dipanggil.
Parameter "Sender" mengacu pada sebuah komponen yang dipakai untuk memanggil method tersebut.Jika anda meng-click Button1, maka akan menyebabkan method Button1Click dipanggil, sebuah referensi atau pointer yang mengacu pada Button1 akan dikirim ke Button1Click pada bagian parameter yang disebut Sender.
Perhatikan Kode Berikut
Parameter Sender , jika digunakan dengan benar, maka akan memberikan fleksibilatas yang luar biasa pada kode kita. Dengan parameter sender ini kita bisa mengetahui komponen apa yang memicu terksekusinya suatu event. Hal ini memudahkan kita untuk menggunakan event handler yang sama untuk dua komponen yang berbeda.
Sebagai contoh, misal kita menginginkan sebuah button dan menuitem melakukan satu task yang sama. Akan aneh jika kita harus menuliskan kode yang sama persis untuk button dan menuitem tersebut.
Agar button dan menuitem tersebut bisa menggunakan event handler yang sama, ikut langkah-langkah di bawah ini :
- Tulis event handler untuk komponen pertama (mis button )
- Pilih komponen kedua (mis MenuItem1)
- Beralih ke tab Event pada Object Inspector (F11).
- Klik panah ke bawah untuk mengambil event yang pernah ditulis. (Delphi akan memberikan daftar event yang kompatible untuk kedua komponen terpilih)
- Pilih event dari drop-down list. (mis Button1Click)
Apa yang kita lakukan di atas adalah membuat sebuah method event-handler yang menangani event OnClick dari komponen button dan menu item sekaligus. Sekarang, yang harus kita lakukan di event handler yang dipakai beberapa komponen (button dan menuitem) adalah membedakan komponen mana yang memicu tereksekusinya method ini. Sebagai contoh, kita mempunyai kode seperti bawah ini :
procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject) ; begin {code for both a button and a menu item} ... {some specific code:} if Sender = Button1 then ShowMessage('Button1 clicked!') else if Sender = MenuItem1 then ShowMessage('MenuItem1 clicked!') else ShowMessage('??? clicked!') ; end;Perhatikan, pada bagian else in the if-then-else yang kedua menangani situasi dimana sendernya <> button1 maupun menuitem1. Hal ini akan kelihatan hasilnya dengan kode berikut :
procedure TForm1.Button2Click(Sender: TObject) ; begin Button1Click(Button2) ; {this will result in: '??? clicked!'} end;IS and AS
Karena Sender bertipe TObject, semua object bisa dijadikan Sender. Nilai Sender selalu sebuah komponen yang merespon event. Kita bisa melakukan pengecekan unntuk mencari tipe dari sender dengan menggunakan reserved word "is". Perhatikan contoh di bawah ini !
if Sender is TButton then DoSomething else DoSomethingElse;Untuk mengetahui penggunaan "is" dan "as" , tambahkan sebuah Edit box pada form (berinama Edit1) dan tulis kode berikut ini pada event handler OnExit :
procedure TForm1.Edit1Exit(Sender: TObject) ; begin Button1Click(Edit1) ; end;Sekarang ubah ShowMessage('??? clicked!') ; pada event handler Button1 OnClick menjadi:
{... else} begin if Sender is TButton then ShowMessage('Some other button triggered this event!') else if Sender is TEdit then with Sender as TEdit do begin Text := 'Edit1Exit has happened'; Width := Width * 2; Height := Height * 2; end {begin with} end; end;
Ok, sekarang kita lihat hasilnya: Jika kita klik pada Button1 makan pesan 'Button1 clicked!' akan muncul, kita klik MenuItem1 maka 'MenuItem1 clicked!' akan mencul. Jika kita klik pada Buton2 maka pesan 'Some other button triggered this event!' akan muncul, namun jika kita klik Edit1 kemudia klik komponen lan (agar event OnExit terpicu), apa yang akan terjadi?
Kesimpulan
Seperti yang kita lihat tadi, parameter Sender bisa sangat bermanfaat jika digunakan dengan benar
Diterjemahkan dengan sangat bebas dari : http://delphi.about.com/od/objectpascalide/a/sender.htm
Kadang ada keadaan di mana kita hanya boleh memiliki satu instan dari suatu kelas. Sebagai contoh, kita hanya boleh memiliki satu window manager (atau satu sistem file atau satu spooler printer) pada satu aplikasi. Biasanya singleton digunakan untuk managemen sumber daya internal maupun eksternal secara terpusat dan bisa diakses dimanapun.
Singleton merupkan salah satu design pattern yang paling sederhana. Singleton hanya melibatkan satu kelas yang bertanggung jawab untuk menginstansiasi dirinya sendiri dan pada saat yang bersamaan menyediakan akses secara global terhadap instan tersebut. Pada pattern singleton, instan bisa diakses dari manapun tanpa harus memanggil contructor dari kelas instan tersebut
Tujuan
• Memastikan bahwa satu kelas hanya bisa dibuat instannya sekali.
• Menyediakan akses secara global terhadap instan singleton tersebut.
Implementasi
Pada bahasa pemrograman Java, implementasi dari singleton adalah dengan membuat sebuah atribut static pada kelas "Singleton" , constructor dengan akses private, dan sebuah method static dengan akses public yang mengembalikan nilai yang mengacu pada atribut static.
Pattern Singleton mendefinisikan sebuah operasi yang bernama getInstance. Getinstance ini bertugas mengembalikan instan yang unik yang diakses oleh klien. GetInstance() adalah sebuah method yang bertanggung jawab untuk menciptakan sebuah instant dari kelas itu sendiri jika instan tersebut belum diciptakan. Jika sudah, method getinstant tinggal mengembalikan instan tersebut.
Sedangkan implementasi pada Delphi sedikit berbeda. Hal ini karena beberapa hal :
1. Pada Delphi versi lama, static field tidak didukung
2. AFAIK, Delphi tidak mengijinkan private constructor.
Untuk mengakali kekurangan tersebut, implementasi Singleton pada Delphi bisa dilakukan seperti di bawah ini :
unit Singletn; interface uses SysUtils, WinTypes, WinProcs, Messages, Classes, Graphics, Controls, Forms, Dialogs; type TOSingleton = class(TObject) public constructor Create; destructor Destroy; override; end; var Global_OSingleton: TOSingleton; constructor TOSingleton.Create; begin if Global_OSingleton <> nil then {NB could show a message or raise a different exception here} Abort else Global_OSingleton := Self; end; destructor TOSingleton.Destroy; begin if Global_OSingleton = Self then Global_OSingleton := nil; inherited Destroy; end; procedure FreeGlobalObjects; far; begin if Global_OSingleton <> nil then Global_OSingleton.Free; end;Coba anda perhatikan baris kode pada contructor. Disitu tertulis, jika variable
Global_OSingleton <> nilmaka method Abort akan dieksekusi, atau bisa juga diganti dengan melemparkan eksepsi. Jika
Global_OSingleton = nilmaka akan dicreate sebuah instan dari kelas TOSingleton.
Penerapan Contoh
Sesuai dengan definisi, pattern singleton digunakan ketika dibutuhkan hanya ada satu instan dari suatu kelas, dan ketika instan tersebut harus bisa diakses dari manapun. Berikut ini contoh real dimana pattern singleton diterapkan :
Contoh 1 – Kelas Log
Pattern singleton digunakan untuk kelas log. Kelas ini biasanya diimplementasikan sebagai sebuah singleton, dan menyediakan akses secara global dari manapun tanpa harus mengistansiasi kelas tersebut tiap kali melakukan operasi log.
Contoh 2 –Kelas Konfigurasi
Pattern singleton digunakan untuk kelas yang mengatur kofigurasi sebuah aplikasi. Dengan mengimplementasi kelas konfigurasi sebagai singleton, bukan hanya menyediakan akses global , tapi juga menjadikan instan dari kelas konfigurasi tersebut sebagai cache objek. Ketika kelas konfigurasi dinstansiasi, singleton akan menyimpan data konfigurasi tersebut sesuai struktur kelas tersebut. Jika data konfigurasi diambil dari database atau file, singleton memungkinkan kita bisa mengakses data tersebut tanpa melakukan pengambilan ulang dari database atau file tiap kali kita membutuhkan.
Contoh3 - Dipakai Untuk Mengakses sumberdaya yang dipakai bersama
Singleton bisa digunakan pada aplikasi yang membutuhkan akses ke port serial. Misal, ada banyak kelas dalam aplikasi, berada pada lingkungan multithreading , yang harus mengerjakan sesuatu pada port serial.Pada kasus ini singleton dengan method harus digunakan untuk mengatur semua operasi pada port serial tersebut.
Demikianlah sekilas tentang pattern singleton. Semoga bermanfaat dan tetap semangat !